Puncak Keretakan Hubungan dengan Ruben Amorim

Hubungan antara Ruben Amorim, pelatih muda penuh talenta asal Portugal, dengan manajemen Sporting CP dikabarkan mencapai titik terendah dalam beberapa pekan terakhir. Setelah sukses besar dalam beberapa musim sebelumnya, kabar terbaru mengungkapkan bahwa komunikasi dan visi antara Amorim dengan para petinggi klub tak lagi sejalan, memicu spekulasi soal masa depannya di klub asal Lisbon tersebut.

Awal Hubungan yang Harmonis

Ketika Ruben Amorim ditunjuk sebagai pelatih kepala Sporting CP pada 2020, banyak yang mempertanyakan keputusan tersebut, mengingat pengalaman kepelatihannya yang masih minim. Namun, Amorim segera membungkam kritik dengan membawa Sporting menjuarai Primeira Liga pada musim 2020/2021, mengakhiri puasa gelar liga selama 19 tahun.

Kemenangan itu menjadi fondasi kepercayaan besar dari manajemen dan suporter. Amorim dipandang sebagai simbol era baru klub: muda, modern, dan progresif. Ia dikenal mampu memaksimalkan talenta muda akademi, memperkenalkan filosofi permainan menyerang yang dinamis, serta menjaga kedisiplinan tim.

Awal Mula Ketegangan

Namun, seiring berjalannya waktu, perbedaan visi mulai muncul. Sumber dalam klub menyebutkan bahwa Amorim mulai frustrasi dengan kebijakan transfer yang dilakukan oleh direksi, terutama keputusan menjual pemain-pemain kunci tanpa konsultasi langsung dengannya. Dalam beberapa konferensi pers, Amorim bahkan sempat melontarkan pernyataan-pernyataan diplomatis yang mengisyaratkan rasa tidak puas terhadap struktur manajemen klub.

Isu ketegangan makin meruncing ketika Amorim meminta tambahan pemain di posisi tertentu pada jendela transfer musim panas lalu, namun pihak manajemen gagal memenuhinya. Hal ini berujung pada penurunan performa tim di ajang domestik maupun Eropa, yang tentu saja turut menambah tekanan di pundak sang pelatih.

Perpecahan Internal dan Ketidakharmonisan

Situasi makin memburuk ketika laporan media Portugal menyebut bahwa beberapa anggota staf pelatih Amorim mulai kehilangan kepercayaan terhadap keputusan strategis manajemen. Di sisi lain, beberapa petinggi klub disebut mempertanyakan keputusan taktis Amorim dalam pertandingan-pertandingan krusial yang berujung pada kekalahan.

Dalam suasana ruang ganti pun, beberapa pemain senior dikabarkan mulai menunjukkan kebingungan atas arah taktik yang diambil, terutama setelah serangkaian hasil imbang dan kekalahan yang tidak sesuai ekspektasi. Ketidakharmonisan ini memuncak dalam pertemuan darurat yang digelar awal bulan ini, yang disebut-sebut berlangsung dengan nada tinggi.

Masa Depan Amorim di Ujung Tanduk?

Dengan kontrak yang masih tersisa hingga 2026, posisi Ruben Amorim sejatinya aman secara administratif. Namun, kondisi internal yang mulai tidak stabil membuka peluang terjadinya perpisahan lebih cepat dari yang direncanakan.

Beberapa klub dari Inggris dan Jerman sudah dikaitkan dengan nama Amorim, menunjukkan bahwa reputasinya di luar negeri masih sangat tinggi meskipun situasi di Sporting memburuk. Sementara itu, Sporting CP mulai dikabarkan melakukan pendekatan dengan beberapa pelatih alternatif sebagai antisipasi jika Amorim memilih mundur atau diberhentikan.

Penutup: Akhir Sebuah Era?

Jika benar Ruben Amorim akan meninggalkan Sporting dalam waktu dekat, maka ini bisa menjadi akhir dari salah satu era paling menarik dalam sejarah klub. Dari pelatih muda penuh keraguan menjadi ikon revolusi sepak bola Portugal, Amorim telah meninggalkan jejak yang dalam. Namun, seperti dalam banyak kisah sukses lainnya, tak semua akhir ditutup dengan senyum. Kadang, perbedaan visi dan tekanan hasil bisa menjadi pemicu perpisahan, seberapapun indahnya awal perjalanan itu.

Baca Juga: Thiago Silva Sudah Tahu Kualitas Joao Pedro Sejak Lama: Anak Ini Spesial!